Langsung ke konten utama

#SuamiIstriMasak Kolaborasi Padukan Budaya

Saya berasal dari Jawa Timur sedangkan suami berasal dari Serang, Banten. Bagi kami, setiap hari memasak adalah sebuah media pertukaran budaya. Berawal dengan adaptasi terhadap bahan memasak yang berbeda. Misalnya, keluwek untuk memasak rawon yang susah ditemui di pasar Rau, Serang sehingga saya susah membuat rawon yang enak. Suami beradaptasi dengan cita rasa asin dan pedas khas Jawa Timur. Saya beradaptasi dengan kulit melinjo tangkil. Dalam pengetahuan saya sebelumnya, kulit melinjo di Jawa Timur selalu dibuang. Di serang, kulit melinjo diolah sebagai masakan rumahan. Selain itu, Jengkol juga makanan yang baru saya ketahui setelah pindah ke Serang. Di Jawa Timur, makanan terbuat dari bahan jengkol sangat jarang dan pohonnya pun tidak banyak. Pernikahan itu sendiri adalah proses saling beradaptasi terutama di bidang masakan dan bagaimana budaya menyatu di atas piring. Oleh karena itu, kolaborasi memasak dengan suami sangat penting. Kolaborasi memasak selain menghasilkan kerukunan dan keromantisan. Kolaborasi juga berarti saling berusaha memahami budaya suami dan istri yang berbeda. Penyatuan budaya di atas piring tampak pada hidangan oseng oseng kulit tangkil dan semangkok soto lamongan yang dibuat bersama sekaligus memerhatikan selera pribadi anggota keluarga. Kolaborasi yang sering kami lakukan di keluarga adalah kolaborasi resep dan kolaborasi bahan dalam sebuah penyajian hidangan makan. Penyatuan bahan ini tujuannya untuk memudahkan proses adaptasi rasa yang menyatukan perbedaan budaya. Contohnya, ibu saya suka mengirim bumbu pecel kediri sebagai oleh-oleh saat balik ke Serang. Suami merebus jengkol dan menyiapkan lalapan mentah khas Sunda. Saya beradaptasi mencelupkan bumbu pecel dengan sayuran mentah karena di Jawa Timur biasanya disajikan dengan sayuran rebusan. Selera saya banyak berubah saat menikah dengan suami bersuku Sunda yaitu menyukai lalapan sayur mentah, mengonsumsi jengkol (sedikit!), dan mencoba kulit buah melinjo serta tauco ( bahan ini jarang ada di jawa timur). Untungnya, suami terbiasa memasak sejak sebelum menikah sehingga kami tinggal mencocokkan menu sesuai dengan apa yang cocok di lidah kami.
Rasa Memadukan Budaya
Apapun bahannya, kuncinya ada di bahan-bahan untuk mengikat rasa alami sayur dan protein menjadi paduan gastronomi yang memuaskan selera keluarga. Bahan yang berkualitas memudahkan rasa alami tersebut memadu dan menyatu sehingga hidangan lezat tersaji di meja setiap hari dengan kolaborasi memasak suami-istri demi kebutuhan gizi harian keluarga yang harus selalu terpenuhi. Di dapur selalu ada andalan Ibu-ibu agar rasa masakan semakin mantab dengan kolaborasi suami yang tentunya paduan itu semakin diperkaya dengan Kecap ABC. Yap, kecap ABC rahasia Ibu dan Bapak dalam berkolaborasi untuk menghasilkan rasa makanan yang kaya dan lezat. Perlu pembaca ketahui jika rangkaian kegiatan #SuamiIstriMasak sudah berlangsung sejak lima tahun lalu yaitu tahun 2018 saat kampanye ini diinisiasi oleh Kecap ABC agar menyemarakkan dunia kuliner keluarga. Pada tahun 2019, inisiasi kampanye dilakukan selama Hari Kesetaraan Perempuan. Pada tahun 2020, Kolaborasi Kecap ABC dengan platform edukasi dengan pelibatan anak-anak dalam kampanye Hari Kesetaraan Perempuan. Pada tahun 2021, adanya kolaborasi dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono untuk menekankan pentingnya kolaborasi suami dan istri di dapur.
Inisiasi kecap ABC telah berjalan sejak tahun 2018. Kegiatan tahun ini merupakan kegiatan kolaborasi suami-istri dalam memasak di rumah untuk menghasilkan makanan lezat dan bergizi bagi putra dan putri
Berdasarkan rangkaian kegiatan yang ada selama 5 tahun ini, pastilah kegiatan kolaborasi memasak suami dan istri di rumah akan semakin menyenangkan. Tulisan ini terinspirasi oleh video #SuamiIstriMasak
"> Yuk, semangat berkolaborasi memasak dengan suami di rumah ya! Dengan memasak bersama, perpaduan budaya suami istri memicu keharmonisan yang berkelindan dalam cita rasa sajian istimewa di keluarga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Investasi di Masa Pandemi

Sejak pandemi yang mengharuskan jutaan penduduk Indonesia untu berada di rumah, saya mulai melirik berbagai jenis investas id media sosial. Ponsel jelas menjadi pegangan saat bangun tidur, suntuk, dan mencari hiburan K-Pop. Di lini masa Ig. Ada beberapa promosi tentang investasi. Awalnya, tahun 2019, dua tahun lalu saya sudah sering mencari informasi mengenai saham, reksadana, dan beberapa instrument investasi. Tapi, hanya untuk dibaca dan direnungkan. Hingga, aku merasa jika investasi hanya untuk direnungkan, tidak akan ada hasilnya. Harus ada kemajuan. Bukan hanya membaca, membacam dan membaca artikel keuangan dan investasi tersebut. Aku membutuhkan aksi dan reaksi. Sampailah pad saat yang berbahagia……..belum, ini masih awal. Yang pertama kali kulakukan. Mempertimbangkan dengan masak-masak pilihan berinvestasi dan yang paling utama adalah belajr untuk menyisihkan uang per bulannya. Ini PR yang luar biasa berat karena mindset jelas harus berubah. Mindset untuk living for paycheck t

Koleksi Foto Petualangan Tahun 2013

Foto ini diambil di pinggir kolam renang di hotel Bintang Senggigi, Lombok saat Jambore Sastra 2013. Pada saat ini, aku memang sedang narsis maksimal. Bersama anak SMK YP 17 Cilegon, Vera Sartika yang sering disangka Fatin Shidqia LUbis. Pengalaman kami disana sangat seru. Banyak cerita lucu dan asik. Si Vera Sartika, seorang siswa yang pandai bermonologberjudul 'Dampu Awang". Versi Malin Kundan Provinsi banten. Banyak yang berfoto dengan dia, mirip fatin ya...