Langsung ke konten utama

Belajar Investasi di Masa Pandemi

Sejak pandemi yang mengharuskan jutaan penduduk Indonesia untu berada di rumah, saya mulai melirik berbagai jenis investas id media sosial. Ponsel jelas menjadi pegangan saat bangun tidur, suntuk, dan mencari hiburan K-Pop. Di lini masa Ig. Ada beberapa promosi tentang investasi. Awalnya, tahun 2019, dua tahun lalu saya sudah sering mencari informasi mengenai saham, reksadana, dan beberapa instrument investasi. Tapi, hanya untuk dibaca dan direnungkan. Hingga, aku merasa jika investasi hanya untuk direnungkan, tidak akan ada hasilnya. Harus ada kemajuan. Bukan hanya membaca, membacam dan membaca artikel keuangan dan investasi tersebut. Aku membutuhkan aksi dan reaksi. Sampailah pad saat yang berbahagia……..belum, ini masih awal. Yang pertama kali kulakukan. Mempertimbangkan dengan masak-masak pilihan berinvestasi dan yang paling utama adalah belajr untuk menyisihkan uang per bulannya. Ini PR yang luar biasa berat karena mindset jelas harus berubah. Mindset untuk living for paycheck to paycheck harus segera diakhir. Masa depan terbentang luas di sana. Itu membutuhkan biaya besar. Kesehatan, perumahan, dan berbagai fasilitas di masa tua menanti dalam angan. Yang kedua, saya tertarik dengan instrumen aplikasi investasi karena sangat mudah, tinggal transfer, dan tidak perlu banyak tanda tangan. Nah, awalnya coba-coba, akhirnya sampai sekarang tiga sampai empat aplikasi ada di tangan. Reksadana awalnya ingin mencoba profil resiko yang rendah. Saham, aku mencoba mengikuti beberapa pakar untuk membeli saham yang fundamental. Kenyataannya, saat membuka aplikasi itu godaan sangat berat melihat yang merah dan hijau berseliweran dan akhirnya membuat satu-dua-tiga-empat kesalahan pemula dalam berinvestasi. Salah satu kesalahan karena masih gagap teknologi jadi tidak paham bagaimana cara membaca chart dan bersikap saat merah dan hijau. Hati menjadi sangat tidak tenang saat merah dan over-excited saat melihat warna hijau. Ulala…kesalahan ini bisa membuatku stress dan tidak bisa tidur. Setelah mengikuti perkembangan saham dan reksadana beberapa bulan, saya menyadari bahwa apa yang kulakukan sangatlah berlebihan. Ya, tidak ada manajemen resiko dan berinvestasi asal-asalan membuat kondisi ini terjadi. Awalnya, keinginan menjadi trader pupus sejalan dengan waktu melihat cutloss lebih sering akhirnya menjadi investor. Jadi bagaimana dengan Kamu? kira-kira pada masa pandemi ini, investasi apa yang kamu coba?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#SuamiIstriMasak Kolaborasi Padukan Budaya

Saya berasal dari Jawa Timur sedangkan suami berasal dari Serang, Banten. Bagi kami, setiap hari memasak adalah sebuah media pertukaran budaya. Berawal dengan adaptasi terhadap bahan memasak yang berbeda. Misalnya, keluwek untuk memasak rawon yang susah ditemui di pasar Rau, Serang sehingga saya susah membuat rawon yang enak. Suami beradaptasi dengan cita rasa asin dan pedas khas Jawa Timur. Saya beradaptasi dengan kulit melinjo tangkil . Dalam pengetahuan saya sebelumnya, kulit melinjo di Jawa Timur selalu dibuang. Di serang, kulit melinjo diolah sebagai masakan rumahan. Selain itu, Jengkol juga makanan yang baru saya ketahui setelah pindah ke Serang. Di Jawa Timur, makanan terbuat dari bahan jengkol sangat jarang dan pohonnya pun tidak banyak. Pernikahan itu sendiri adalah proses saling beradaptasi terutama di bidang masakan dan bagaimana budaya menyatu di atas piring. Oleh karena itu, kolaborasi memasak dengan suami sangat penting. Kolaborasi memasak selain menghasilkan keru...

Seru dan Praktisnya Aplikasi Berita Kekinian, IDN TIMES App

Setelah beberapa bulan, kegiatan kantor dikerjakan di rumah. Saya mengalami gairah baru untuk menulis seperti saat kuliah dan awal bekerja dulu. Renjana atau gairah menulis ini akan kupertahankan agar kemampuan berliterasi melalui baca-tulis dan media muncul lagi. Tenyata, begitu menyenangkan. Membuka kembali sel abu-abu di otak ini, terasa menggelitik sekaligus menyegarkan. Baru teringat, sstahun lalu pernah mendaftar di IDN times tetapi belum pernah menulis. Lalu, kuputuskan untuk mengunduh aplikasi IDN times di Play Store . Ingin mulai aktif menulis artikel lagi. Mudah atau tidak ya pengoperasian aplikasinya? hmmm..aku coba deh. Nih, tampilan aplikasi saat baru dibuka. Pada kolom “Explore”, pembaca dapat memilih pada “Topik Pilihanmu” dan “Topik Spesial”. Kolom “Notification” akan memberikan informasi jika tulisan kita dikomentari atau di-like oleh pembaca. Demikian pula, jika ada informasi tentang nasib tulisan kita yang sedang di-review oleh IDN Times App. Oleh karena ...

Keseharian menjadi Section Editor di Jurnal Bebasan

Konnichiwa, Anyeonghaseyo, Selamat siang. Kali ini saya akan menerangkan secara asyik dan seru tentang kegiatan saya di kantor yaitu menjadi section editor jurnal Bebasan OJS. Biar sekalian menyelam dan melampaui tiga pulau. Awalnya, buka dulu nih jurnalbebasan.kemdikbud.go.id Setelah itu, saya masuk ke halaman login dengan menuliskan nama serta password yang tentu saja RAHASIA nah, setelah login akan ketemu halaman ini, KLik "Section Editor" "1 in Review" yang berwarna biru dan klik, setelah itu muncul Setelah itu muncul SUBMISSIONS IN REVIEW. Pada kolom tengah terdapat TITLE (judul makalah) dan di bawahnya ada judul yang berwarna biru dan bisa diklik, Setelah itu,ada #156 Review" untuk mereview. Perhatikan bagian Editor Decision dan unduh fail di Review Version . Section Editor sekaligus memutuskan di scroll down apakah naskah akan ditolak (decline submission) atau diterima dengan revisi (revision require...